Selasa, 23 Desember 2008

~ Kepompong ~

Sindentosca - Kepompong


dulu kita sahabat

teman begitu hangat

mengalahkan sinar mentari


dulu kita sahabat

berteman bagai ulat

berharap jadi kupu-kupu


* kini kita melangkah berjauh-jauhan

kau jauhi diriku karna sesuatu

mungkin ku terlalu bertindak kejauhan

namun itu karna ku sayang


reff:

persahabatan bagai kepompong

mengubah ulat menjadi kupu-kupu

persahabatan bagai kepompong

hal yang tak mudah berubah jadi indah


persahabatan bagai kepompong

maklumi teman hadapi perbedaan

persahabatan bagai kepompong

na na na na na na na na na


semua yang berlalu

biarkanlah berlalu

seperti hangatnya mentari


siang berganti malam

sembunyikan sinarnya

hingga ia bersinar lagi


** dulu kita melangkah berjauh-jauhan

kau jauhi diriku karna sesuatu

mungkin ku terlalu bertindak kejauhan

namun itu karna ku sayang


repeat reff



Lirik lagu Sindentosca - Kepompong ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download MP3 Sindentosca - Kepompong.

< Selamat Hari Ibu >

22 Desember 2008
Hari Ibu

Selamat Hari Ibu, Mom.....
Hari ini adalah hari yang spesial untuk para Ibu di dunia. Dan yang pasti yang paling spesial untuk Mami. Mami adalah ibu terbaik yang pernah ku miliki. Seorang wanita yang lemah lembut dan penuh kasih sayang. Dan begitu tegar menghadapi semua masalah yang senantiasa datang dalam kehidupannya.

Mami adalah sosok seorang ibu yang sempurna bagi ku. Mungkin orang pernah menghinanya, mungkin orang-orang juga mencemoohnya dan mengucilkannya. Namun bagi ku, Mami adalah yang terbaik.......

Jumat, 19 Desember 2008

I Wanna Go Home

I Wanna Go Home
kata-kata ini seakan-akan merupakan cerminan keinginan hati ku. Belakangan ini, hati ku begitu terpanggil untuk pulang. Seolah-olah aku tak bisa melupakan satu pun kenangan masa kecil ku di sana. Malam-malam ku di hiasi mimpi tentang masa lalu ku.

Seakan-akan ada suatu hal yang begitu ku dambakan di sana. Mungkin benar kata seseorang; "Kemana pun kamu pergi, kamu pasti kembali ke sini karena di sini lah tanah kelahiranmu". Memang benar............

Oh......
I Wanna Go Home

" Desa Mapanget yang ku cintai
kita nyanda mo lupa.....
Dari kita masih kecil
sampe kita so besar
jaga pigi di kobong....

Makang batata rebus
colo deng dabu-dabu
adodoh pe pedis skali
Cari aer nyanda dapa
Minum aer klapa muda
adodoh pe sedap skali.......... "

I Love this song, mengingat kan aku senantiasa akan kampung halamanku. Lagu yg senantiasa ku nyanyikan di masa kecil ku.

Rabu, 17 Desember 2008

~ Mengapa ~

Mengapa...?
S'lalu saja pertanyaan itu terlintas dipikiranku saat ini. Mengapa suami ku tak mau mengerti tentang aku. Mungkin memang salah ku yang selalu terikat dengan masa lalu ku, tapi awalnya aku pikir dia mengerti mengapa aku terikat dengan bayangan masa lalu ku.

Hanya karena seseorang dalam masa lalu ku kini hadir kembali, bukan berarti aku akan melupakan suami ku dan cinta ku berpaling dari nya.

Yah.....
Kemarin aku mendapatkan nomor telpon Johan, yang dulu merupakan "orang terdekat" ku. Namun tak ada keinginan dalam hati ku untuk selingkuh atau apapun istilahnya. Namun yang pasti aku tak mungkin memalingkan hati ku dari suami ku hanya karena seseorang yang dulu pernah menjadi sahabat terdekatku. Aku mengerti akan kecemburuan suami ku karena SMS yang ku kirim pada sahabat ku yg memeberikan nomor HP si Johan, isinya aku kangen sama Johan. Tapi bukan berarti "KANGEN" yang menandakan aku menyisakan cinta dalam hati ku untuk Johan. Saat ini aku merasa, sahabat terbaik ku ketika masih di kampung hanya Johan, dan Johan pun mengerti keadaanku yang sudah berkeluarga.

Aku menelpon Johan kemarin hanya ingin menanyakan kabarnya, menanyakan kabar teman-teman dan menanyakan hubungannya dengan pacarnya. Yah.... dia memang sudah mempunyai pacar, dan aku sangat mendukungnya. Hanya Johan yang mengerti aku ketika aku sedang kacau. Dan yang pasti, Johan adalah satu-satunya orang yang mengulurkan tangannya ketika semua orang mengabaikan ku.

Aku ingin membina hubungan yang baik dengan Johan dan aku ingin suami ku pun mengenalnya karena aku yakin, suami ku pasti akan menyukainya. Namun kenapa suami ku harus cemburu buta seperti itu? Sungguh sakit hati ku......

Sayang....
Mengapa kamu tak mau mengerti juga, mengapa kamu tak mau membuka diri mu untuk menerima masa lalu ku sebagai anak yang terbuang. Ku pikir kamu telah menerima ku apa adanya..................

Tolong mengertilah, hanya kamu yang aku cintai dan hanya kamu yang ada dalam hati ku. Bukan seorang Johan Maramis atau seorang Anton Tulong (alm).

Jumat, 12 Desember 2008

Waktu Merubah Semuanya

Ku tulis nama mu di atas pasir, namun ombak dengan angkuhnya menghapus nama mu membawa serta bayangan mu ke lautan luas hingga aku tak mampu menemukan mu meski tlah ku arungi samudera.

Ku pahat nama mu di batang pohon yang rindang, namun angin tlah merobohkan pohon itu menumbangkan batangnya dan mematahkan semua rantingnya sehingga nama mu tak mampu lagi ku baca.

Ku ukir nama mu di bebatuan yang terlihat begitu kokoh, namun tiupan angin dan derasnya hujan tlah mengikis nama mu dan tak tersisa lagi tempat untuk ku untuk mengukir nama mu.

Ku coba melukis nama mu di awan putih, di langit yang biru. Namun apa daya ku ketika awan putih di langit biru ternyata tak sekuat yang kubayangkan, awan putih hanya mengikuti tiupan angin, kini entah di mana dia berada.

Tak ada lagi tempat untuk menorehkan huruf demi huruf yang merangkai nama mu agar aku tak akan pernah melupakan mu.

Haruskah aku menantang matahari untuk membiarkan sinarnya memantulkan nama mu di alam semesta ini? Atau harus kah aku mengalirkan huruf demi huruf yang merangkai nama mu ke sungai agar lautan bisa menjadi saksi betapa besar cinta ku pada mu.